AKTIVITAS BELAJAR DI RUMAH
By: Ilham
Kegiatan belajar di rumah adalah merupakan tugas dan tanggung jawab seorang siswa. Oleh karena itu, sukses tidaknya belajar tergantung pada cara siswa dalam belajar. Setiap siswa perlu mengetahui, memahami, dan menerapkan cara belajar di rumah yang efektif, sehingga hasilnya dapat meningkatkan prestasi belajar yang maksimal. Aziz Purwanto mengemukakan beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam belajar efektif, yaitu:
1. Belajar memerlukan dorongan atau motivasi, ada dua macam dorongan yaitu dorongan dari luar seperti adanya jadwal/time tabel di rumah, aturan yang ketat dalam kegiatan belajar, peranan orang tua dalam mengawasi anaknya dalam belajar, pengaruh teman, lingkungan masyarakat, dll. Sedang dorongan dari dalam diri sendiri yaitu suatu keinginan yang didasari oleh kesadaran untuk mengetahui, mengerti, menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan, berupa keinginan belajar yang dipengaruhi contoh kemauan berusaha untuk mendapat nilai yang baik/rangking, nilai rapor yang baik
2. Belajar memerlukan pemusatan perhatian/konsentrasi terhadap apa yang sedang kita pelajari.
3. Mencari cara termudah untuk memahami sesuatu dengan hafalan, yaitu dengan membuat ringkasan, resume, catatan kecil.
4. Mengulang apa yang telah didapat di sekolah di pelajari lagi sesampainya di rumah.
5. Kita harus yakin apa yang dipelajari akan bermanfaat untuk masa sekarang dan yang akan datang.
6. Belajar jangan terforsir harus diimbangi dengan istirahat sehingga tidak terlalu lelah.
7. Apabila menemui kesulitan maka hendaknya jangan malu bertanya kepada orang yang lebih tahu yaitu pada guru, teman.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan siswa ketika belajar di rumah, yaitu mengulangi pelajaran, membuat resume, mengerjakan latihan dan PR serta belajar kelompok.
1. Mengulang pelajaran
Setelah siswa menerima bahan pelajaran di sekolah hendaknya diulang kembali di rumah, karena tidak semua penjelasan yang diberikan oleh guru waktu di sekolah dapat tersimpan dalam otak dengan baik. Mengulang pelajaran di rumah merupakan usaha untuk memperdalam dan mendapatkan pengertian tentang konsep materi pelajaran dengan baik. Di samping itu, mengulang pelajaran merupakan salah satu cara untuk memperkuat ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Karena pada prinsipnya proses belajar sangat berhubungan dengan ingatan. Sebab “ingatan adalah bukti bahwa seseorang telah belajar” Supriadi mengemukakan tentang aspek yang berhubungan dengan ingatan yaitu:
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan. Kecakapan menerima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapa pun juga: bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
Kemudian agar berbagai hal dapat diingat dengan baik, maka harus dilakukan pengulangan-pengulangan. Supriadi menyatakan sebagai berikut:
Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya.
Kemampuan reproduksi, yakni pengaktifan atau proses produksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tantangan dunia sekitar.
Berdasarkan hal tersebut, kegiatan mengulang materi pelajaran di rumah merupakan hal yang sangat penting di lakukan oleh setiap siswa. Adapun tujuan yang diharapkan dengan mengulang pelajaran dapat menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari dan menanamkannya dalam ingatan sehingga tidak mudah dilupakan. Dalam hal ini M. Dalyono mengemukakan:
Sesuatu yang dipelajari perlu di ulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa diulang hasilnya akan kurang memuaskan. Bagaimanapun pintarnya seseorang harus mengulang pelajarannya atau berlatih sendiri di rumah agar bahan-bahan yang dipelajari tambah meresap dalam otak, sehingga tahan lama dalam ingatan. Mengulang pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan.
Salah satu teknik belajar dengan cara mengulangi bahan-bahan pelajaran bisa dilakukan dengan cara membandingkan bahan pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah dengan buku paket. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan tingkat pemahaman. Biasanya penjelasan guru yang belum jelas akan menjadi jelas dengan bantuan buku paket yang berhubungan dengan pokok masalah yang diulang dalam belajar sendiri.
2. Membuat resume bahan pelajaran
Bagian kegiatan yang tidak kalah pentingnya dari semua kegiatan belajar bagi seorang pelajar adalah membuat resume atau ikhtisar. Kegiatan ini dilakukan setelah selesai membaca suatu buku pelajaran. Manfaat dari membuat resume atau ikhtisar adalah memudahkan dalam menghafal atau mengingat sesuatu, waktu akan lebih efisien dalam belajar, lebih cepat menguasai bahan pelajaran serta mudah dibawa ke mana saja. Tentang pentingnya membuat resume, M. Dalyono menyatakan:
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu kita dalam hal mengingat atau mencari kembali dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimana pun juga hanya membuat ikhtisar belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting kita beri garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu kita dalam usaha menemukan kembali material itu di kemudian hari.
Dengan membuat resume hal yang dipelajari akan lebih ringkas dan dapat menganalisis berbagai masalah atau hal-hal penting yang harus diingat. Ini membantu untuk mengerti apa yang sebenarnya atau memahami pelajaran yang dipelajari, dengan demikian otak akan terlatih untuk menganalisis sebuah permasalahan dan menemukan bagaimana mengatasinya. Berbeda dengan sekedar menghafal, tanpa tahu apa yang sebenarnya, ini tidak akan berlangsung lama dan sebelum selesai menghafal seluruhnya, hafalan yang pertama sudah lupa lagi.
Beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat resume yang baik dan teratur adalah sebagai berikut :
a. Lakukan survei sekilas, yaitu bukalah buku pelajaran mulai dari judul, kata pengantar, daftar isi, abstrak, dan bagian pembahasan.
b. Bacalah isi buku keseluruhan beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud dari isi buku.
c. Mencatat gagasan utama atau hal-hal yang dirasa penting dan berilah garis bawah. Karena hal ini yang akan menjadi sumber resume.
d. Susunlah catatan yang dianggap penting menjadi sebuah resume. Dalam menulis resume kata-kata dan kalimatnya tidak mesti harus sama dengan yang di buku, yang penting maksud dan tujuannya tidak berubah.
Dengan demikian, membuat resume bahan pelajaran sangatlah bermanfaat sekali dilakukan, karena dapat meningkatkan kemampuan dalam mengingat dan menguasai bahan pelajaran yang dipelajari. Sebab, pada dasarnya bukan hanya satu bahan pelajaran saja yang perlu diingat tetapi semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Sedangkan tidak semua pelajaran dapat diingat dengan baik.
3. Mengerjakan latihan dan tugas PR
Selain membaca dan menghafal, siswa juga sangat dianjurkan untuk belajar mengerjakan latihan. “Pengertian latihan dalam hubungan mengajar dan belajar adalah suatu tindakan/perbuatan pengulangan yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil belajar.” Tentang pentingnya latihan sebagai salah satu aktivitas belajar, M. Dalyono menyatakan:
Latihan atau praktek adalah termasuk aktivitas belajar. Orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan sesuatu aspek pada dirinya. Orang yang berlatih atau berpraktek sesuatu tentunya menggunakan sikap tertentu sehingga setiap gerakan atau tindakannya terarah kepada suatu tujuan.
Di samping itu, siswa juga harus mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru. Tugas atau pekerjaan rumah tidak hanya menolong siswa belajar mengenai subjek yang dipelajarinya di sekolah, tapi juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan rasa tanggung jawab pada diri siswa. Artinya, dengan mengerjakan PR, siswa jadi belajar bagaimana caranya mengatur dan mengalokasikan waktu untuk suatu tugas dan bagaimana ia harus menyelesaikan tugas tersebut dengan rapi serta benar. Lewat PR pula siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih positif.
Namun demikian, sering terjadi bahwa sebagian besar siswa malas mengerjakan PR yang diberikan guru. Hal tersebut mengakibatkan PR tersebut diselesaikan ketika waktu sudah mendesak dan otak tak lagi jernih digunakan untuk berpikir. Oleh karena itu sangat diperlukan berbagai cara yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam mengerjakan PR. Berikut beberapa cara membangkitkan motivasi mengerjakan PR yang dikutip dari sebuah artikel berjudul 6 Jurus Membangkitkan Motivasi Mengerjakan PR, secara singkatnya sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan belajar untuk diri sendiri
b. Membuat jadwal tetap
c. Merancang waktu untuk menyelesaikan PR bersama teman
d. Mengerjakan PR yang paling tidak disukai terlebih dahulu
e. Meminta bantuan orang tua
f. Selalu berpikir positif.
4. Belajar kelompok
Cara yang baik untuk menunjang keberhasilan studi di sekolah adalah membentuk kelompok belajar. Dengan belajar kelompok diharapkan dapat mengurangi rasa bosan dan jenuh dalam belajar. Belajar kelompok biasanya dilakukan di rumah tapi bisa juga dilakukan di tempat yang lain misalnya: di perpustakaan, di sekolah, atau di tempat-tempat tertentu yang sudah disepakati bersama. Ada beberapa manfaat penting dari belajar kelompok, yaitu:
1. Belajar dengan membentuk kelompok belajar sendiri dapat memotivasi semangat belajar antara teman satu dengan lainnya.
2. Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman. Teman yang pandai dapat mengajari dan menularkan kepandaiannya kepada teman lainnya.
3. Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
4. Bekerjasama menyelesaikan PR sekaligus bersosialisasi di luar sekolah.
Kemudian dalam sebuah artikel berjudul Konsep Belajar Mandiri, disebutkan beberapa alasan kebutuhan belajar kelompok, sebagai berikut:
Kemampuan seseorang untuk memahami suatu materi yang sedang dipelajarinya dapat dipengaruhi oleh hubungannya dengan orang lain. Alasan kebutuhan belajar berkelompok ini bisa bermacam-macam, seperti:
1. agar termotivasi untuk belajar, karena kelompok yang kuat biasanya akan saling memotivasi untuk belajar;
2. lebih mudah memahami suatu informasi/pengetahuan, karena anggota dalam kelompok saling mengisi dalam belajar;
3. adanya mata pelajaran tertentu yang menuntut belajar dalam kelompok sebagai bagian dari kegiatan atau tugas belajar.
Belajar kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama-sama. Artinya setiap orang dituntut memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan suatu permasalahan. Dalam belajar kelompok dapat dibahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian anggota kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru. Diskusi merupakan cara yang paling baik dalam belajar kelompok. Dalam hal ini Azis Purwanto mengemukakah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar kelompok, yaitu antara lain :
a. Bentuklah kelompok belajar dengan mempertimbangkan jarak tempat tinggal anggotanya, jangan terlalu jauh sehingga memerlukan transpor yang lama dan melelahkan.
b. Menunjuk salah seorang sebagai ketua kelompok yang bertugas memimpin kelompok dalam mempelajari materi pelajaran.
c. Bahaslah masalah atau materi dengan berdiskusi saling mengemukakan masalah, argumen, pendapat sesuai dengan pendapat masing-masing peserta kelompok kemudian diambil kesepakatannya.
d. Buatlah ringkasan, kesimpulan hasil dari diskusi itu dan dibacakan kembali sehingga apabila ada yang belum jelas dapat segera dibahas kembali.
e. Sebaiknya dalam membentuk kelompok belajar hendaknya dalam jumlahnya yang ganjil, contoh 3,5,7 orang dan jangan terlalu banyak, apabila ternyata jumlahnya banyak maka hendaknya dipecah menjadi beberapa kelompok kecil lagi sehingga efektif.
Berdasarkan hal tersebut, belajar kelompok merupakan salah satu cara yang efektif dalam belajar di rumah. Hal tersebut dapat terjadi jika semua anggotanya terlibat aktif dan menghindari berbagai hal yang dapat mengganggu kegiatan tersebut.